Thursday, January 31, 2013

I WISH YOU ENOUGH ..


I WISH YOU ENOUGH 

Recently, I overheard a mother and daughter in their last moments together at the airport as the daughter's departure had been announced. Standing near the security gate, they hugged and the mother said:

"I love you and I wish you enough."

The daughter replied, "Mom, our life together has been more than enough. Your love is all I ever needed. I wish you enough, too, Mom." They kissed and the daughter left.

The mother walked over to the window where I sat. Standing there, I could see she wanted and needed to cry.

I tried not to intrude on her privacy but she welcomed me in by asking, "Did you ever say good-bye to someone knowing it would be forever?" "Yes, I have," I replied. "Forgive me for asking but why is this a forever good-bye?"

"I am old and she lives so far away. I have challenges ahead and the reality is the next trip back will be for my funeral," she said.

When you were saying good-bye, I heard you say, "I wish you enough." May I ask what that means?" 

She began to smile. "That's a wish that has been handed down from other generations. My parents used to say it to everyone." She paused a moment and looked up as if trying to remember it in detail and she smiled even more.

"When we said 'I wish you enough' we were wanting the other person to have a life filled with just enough good things to sustain them". Then turning toward me, she shared the following, reciting it from memory,

"I wish you enough sun to keep your attitude bright.

I wish you enough rain to appreciate the sun more.

I wish you enough happiness to keep your spirit alive.

I wish you enough pain so that the smallest joys in life appear much bigger.

I wish you enough gain to satisfy your wanting.

I wish you enough loss to appreciate all that you possess.

I wish you enough hellos to get you through the final good-bye."

She then began to cry and walked away.

They say it takes a minute to find a special person. An hour to appreciate them. A day to love them. And an entire life to forget them.

Please Share this with your friends.
I WISH YOU ENOUGH

Recently, I overheard a mother and daughter in their last moments together at the airport as the daughter's departure had been announced. Standing near the security gate, they hugged and the mother said:

"I love you and I wish you enough."

The daughter replied, "Mom, our life together has been more than enough. Your love is all I ever needed. I wish you enough, too, Mom." They kissed and the daughter left.

The mother walked over to the window where I sat. Standing there, I could see she wanted and needed to cry.

I tried not to intrude on her privacy but she welcomed me in by asking, "Did you ever say good-bye to someone knowing it would be forever?" "Yes, I have," I replied. "Forgive me for asking but why is this a forever good-bye?"

"I am old and she lives so far away. I have challenges ahead and the reality is the next trip back will be for my funeral," she said.

When you were saying good-bye, I heard you say, "I wish you enough." May I ask what that means?"

She began to smile. "That's a wish that has been handed down from other generations. My parents used to say it to everyone." She paused a moment and looked up as if trying to remember it in detail and she smiled even more.

"When we said 'I wish you enough' we were wanting the other person to have a life filled with just enough good things to sustain them". Then turning toward me, she shared the following, reciting it from memory,

"I wish you enough sun to keep your attitude bright.

I wish you enough rain to appreciate the sun more.

I wish you enough happiness to keep your spirit alive.

I wish you enough pain so that the smallest joys in life appear much bigger.

I wish you enough gain to satisfy your wanting.

I wish you enough loss to appreciate all that you possess.

I wish you enough hellos to get you through the final good-bye."

She then began to cry and walked away.

They say it takes a minute to find a special person. An hour to appreciate them. A day to love them. And an entire life to forget them.

Please Share this with your friends.

Tuesday, January 22, 2013

Let's Go Out ..

Don't sit around the house.
Get out and enjoy nature!
















Never mind, let's just go back inside.

Mama.. kembalilah.. *Cerita nyata di China*


Seorang anak di China pada 27 Januari 2006 mendapat penghargaan tinggi dari pemerintahnya karena dinyatakan telah melakukan “Perbuatan Luar Biasa (U hao)". Diantara 9 orang peraih penghargaan itu, ia merupakan satu-satunya anak kecil yang terpilih dari 1,4 milyar penduduk China.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizqIcVbwJBCddm8AIASxi7USz8SrkxzFUxWnL5zFtCwSoqbZFpMeoNZnAkAthNYJmUaKEwR0EyxbBPCno9kOzaTG0-5mVh1hqPuPVDEWZzBPcZWO_xl4eLz0moP7e1ojWUQyfJ/s1600/chinese+boy.jpg
Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan pengabdian pada ayahnya, senantiasa kerja keras dan pantang menyerah, serta perilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati.
 
Sejak ia berusia 10 tahun (tahun 2001) anak ini ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan lagi hidup bersama suaminya yang sakit keras dan miskin.
Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan.
 
Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai.
 
Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini.
 
Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.
Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan Papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.
Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui.
Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan.
 
Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya.
Hidup seperti ini ia jalani selama 5 tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat. Zhang Da merawat Papanya yang sakit sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya.
 
Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.
Zhang Da menyuntik sendiri papanya. Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli.
Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi / suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa mampu, ia nekat untuk menyuntik papanya sendiri. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah terampil dan ahli menyuntik.
 
Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, pembawa acara (MC) bertanya kepadanya,
“Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu? Berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah?
Besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, dan orang terkenal yang hadir.
Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!”
Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu.”
Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar ia pun menjawab,
“Aku mau mama kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama kembalilah !!!”
Semua yang hadir pun spontan menitikkan air mata karena terharu. Tidak ada yang menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya?
Mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit? Mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, pasti semua akan membantunya.
 
Mungkin apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku mau Mama kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.
http://jasaservicekomputer.files.wordpress.com/2012/08/zhang-da_cina.jpg
Kisah di atas bukan saja mengharukan namun juga menimbulkan kekaguman.
Seorang anak berusia 10 tahun dapat menjalankan tanggung jawab yang berat selama 5 tahun. Kesulitan hidup telah menempa anak tersebut menjadi sosok anak yang tangguh dan pantang menyerah.
 
Zhang Da boleh dibilang langka karena sangat berbeda dengan anak-anak modern. Saat ini banyak anak yang segala sesuatunya selalu dimudahkan oleh orang tuanya. Karena alasan sayang, orang tua selalu membantu anaknya, meskipun sang anak sudah mampu melakukannya

Thursday, January 17, 2013

Dordia, Omah nDeso @ Claket, East Java, Indonesia

Enjoy nature at your doorstep... Retreat-Family Gathering-Reunion-Meditation or just for relaxing.. For more info, please contact:
Email: thedordia@gmail.com Skype: susana_os
Tel/SMS: +62(0)811334156 (Melani) +62(0)8563071813 (Shirley) +65 84884244 (Sue);

Nikmatilah pemandangan alam yang indah dan asri dengan udara sejuk. Acara kumpul-kumpul dengan keluarga, reuni dengan teman, menenangkan diri, atau sekedar bersantai sambil menikmati ciptaan Tuhan............

Click here to get more info about Dordia 


Info lebih lengkap tentang Dordia? Klik di sini.

Night @ Dordia

Omah "Rama Shinta" for couple

Omah "SEMAR" for 20 people


omah "NAKULA-SADEWA" for 20 people or for Aula

Chest, anyone?

Sing a song or just for gathering


Mt. Bromo, about 3 hours drive from Dordia

Waterfall, 15 min drive from Dordia



Flying the kite .. up .. up .. up .. gone .. :D

Walk @ Paddy-field around Dordia

Bathroom @ omah "Gatotkaca/Srikandi/Arjuno"

omah "ARJUNO"
for 5-8 people

omah "BIMA", dining room

Exercise in the morning..

omah "GATOTKACA" for 8 people

omah "YUDSTHIRA" for 5 people


Night activities .. Corn BBQ

Learn about the natures .. plants, animals ..

Beds arrangement


Family gathering ..



Tuesday, January 15, 2013

TRIK: Kalo ditilang di Indonesia...


Penting utk temen2 ketahui
TRIK DITILANG POLISI !
Harap Di Share ke teman-teman yang lain karena sangat bermanfaat!!

Beberapa waktu yang lalu sekembalinya berbelanja saya sekeluarga pulang dengan menggunakan taksi. Ada adegan menarik ketika 

sopir taksi hendak ditilang oleh polisi. Dialog antara polisi dan sopir taksi seperti ini.

Polisi (P) : Selamat siang mas, bisa lihat Sim dan STNK?
Sopir (Sop) : Baik Pak…

P : Mas tau..kesalahannya apa?
Sop : Gak pak

P : Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya (sambil nunjuk ke plat nomor taksi yg memang gak standar sambil lalu menulis 

dengan sigap di buku tilang)
Sop : Pak jangan ditilang deh…plat aslinya udah gak tau kemana… kalo ada pasti saya pasang

P : Sudah…saya tilang saja…banyak mobil curian sekarang (dengan nada keras!!)
Sop : (Dengan nada keras juga ) Kok gitu! taksi saya kan Ada STNK nya pak , ini kan bukan mobil curian!

P : Kamu itu kalo di bilangin kok ngotot (dengan nada lebih tegas) kamu terima aja surat tilangnya (sambil menyodorkan surat 

tilang warna MERAH)
Sop : Maaf pak saya gak mau yang warna MERAH suratnya…Saya mau yg warna BIRU aja

P : Hey! (dengan nada tinggi) kamu tahu gak sudah 10 Hari ini form biru itu gak berlaku!
Sop : Sejak kapan pak form BIRU surat tilang gak berlaku?

P : Inikan dalam rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU… Dulu kamu bisa minta form BIRU… tapi sekarang ini kamu 

Gak bisa… Kalo kamu gak kamu ngomong sama komandan saya (dengan nada keras dan ngotot)
Sop : Baik pak, kita ke komandan bapak aja sekalian (dengan nada nantangin tuh polisi)

Dalam hati saya …berani betul sopir taksi ini …
P : (Dengan muka bingung) Kamu ini melawan petugas!?
Sop : Siapa yg melawan!? Saya kan cuman minta form BIRU… Bapak kan yang gak mau ngasih

P : Kamu jangan macam-macam yah… saya bisa kenakan pasal melawan petugas!
Sop : Saya gak melawan!? Kenapa bapak bilang form BIRU udah gak berlaku? Gini aja pak saya foto bapak aja deh… kan bapak yg 

bilang form BIRU gak berlaku (sambil ngambil HP)

Wah … wah hebat betul nih sopir …. berani, cerdas dan trendy … (terbukti dia mengeluarkan hpnya yang ada berkamera.
P : Hey! Kamu bukan wartawankan! ? Kalo kamu foto saya, saya bisa kandangin (sambil berlalu)
Kemudian si sopir taksi itupun mengejar itu polisi dan sudah siap melepaskan “shoot pertama” (tiba-tiba dihalau oleh seorang 

anggota polisi lagi )

P 2 : Mas, anda gak bisa foto petugas sepeti itu
Sop : Si bapak itu yg bilang form BIRU gak bisa dikasih (sambil tunjuk polisi yg menilangnya)

lalu si polisi ke 2 itu menghampiri polisi yang menilang tadi, ada pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau 

si sopir dan polisi yang menilang. Akhirnya polisi yg menghalau tadi menghampiri si sopir taksi
P 2 : Mas mana surat tilang yang merah nya? (sambil meminta)
Sop: Gak sama saya pak…. Masih sama temen bapak tuh (polisi ke 2 memanggil polisi yang menilang)

P : Sini tak kasih surat yang biru (dengan nada kesal)

Lalu polisi yang nilang tadi menulis nominal denda sebesar Rp.30.600 sambil berkata “nih kamu bayar sekarang ke BRI … lalu 

kamu ambil lagi SIM kamu disini, saya tunggu”.
S : (Yes!!) Ok pak …gitu dong kalo gini dari tadi kan enak…

Kemudian si sopir taksi segera menjalnkan kembali taksinya sambil berkata pada saya, “Pak .. maaf kita ke ATM sebentar ya .. 

mau transfer uang tilang . Saya berkata ya silakan.

Sopir taksipun langsung ke ATM sambil berkata, … “Hatiku senang banget pak, walaupun di tilang, bisa ngasih pelajaran 

berharga ke polisi itu.” “Untung saya paham macam2 surat tilang.”

Tambahnya, “Pak kalo ditilang kita berhak minta form Biru, gak perlu nunggu 2 minggu untuk sidang Jangan pernah pikir mau 

ngasih DUIT DAMAI…. Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum!”

Dari obrolan dengan sopir taksi tersebut dapat saya infokan ke Anda sebagai berikut:

SLIP MERAH, berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan Dan mau membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan 

setempat.. Itupun di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang, Dan oknum pengadilan yang melakukan pungutan liar 

berupa pembengkakan nilai tilai tilang. Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di kejaksaan setempat, 

disinipun banyak calo dan oknum kejaksaan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang.

SLIP BIRU, berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda. Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer 

rekening tertentu (kalo gak salah norek Bank BUMN). Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk di tukar dengan 

SIM/STNK kita di kapolsek terdekat dimana kita ditilang. You know what!? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya 

tidak melebihi 50ribu! dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA

SILAHKAN DISHARE...
Penting utk temen2 ketahui
TRIK DITILANG POLISI !

Harap Di Share ke teman-teman yang lain karena sangat bermanfaat!!

Beberapa waktu yang lalu sekembalinya berbelanja saya sekeluarga pulang dengan menggunakan taksi. Ada adegan menarik ketika sopir taksi hendak ditilang oleh polisi. Dialog antara polisi dan sopir taksi seperti ini.

Polisi (P) : Selamat siang mas, bisa lihat Sim dan STNK?
Sopir (Sop) : Baik Pak…

P : Mas tau..kesalahannya apa?
Sop : Gak pak
P : Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya (sambil nunjuk ke plat nomor taksi yg memang gak standar sambil lalu menulis dengan sigap di buku tilang)
Sop : Pak jangan ditilang deh…plat aslinya udah gak tau kemana… kalo ada pasti saya pasang

P : Sudah…saya tilang saja…banyak mobil curian sekarang (dengan nada keras!!)
Sop : (Dengan nada keras juga ) Kok gitu! taksi saya kan Ada STNK nya pak , ini kan bukan mobil curian!

P : Kamu itu kalo di bilangin kok ngotot (dengan nada lebih tegas) kamu terima aja surat tilangnya (sambil menyodorkan surat
tilang warna MERAH)
Sop : Maaf pak saya gak mau yang warna MERAH suratnya…Saya mau yg warna BIRU aja

P : Hey! (dengan nada tinggi) kamu tahu gak sudah 10 Hari ini form biru itu gak berlaku!
Sop : Sejak kapan pak form BIRU surat tilang gak berlaku?

P : Inikan dalam rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU… Dulu kamu bisa minta form BIRU… tapi sekarang ini kamu
Gak bisa… Kalo kamu gak kamu ngomong sama komandan saya (dengan nada keras dan ngotot)
Sop : Baik pak, kita ke komandan bapak aja sekalian (dengan nada nantangin tuh polisi)

Dalam hati saya …berani betul sopir taksi ini …

P : (Dengan muka bingung) Kamu ini melawan petugas!?
Sop : Siapa yg melawan!? Saya kan cuman minta form BIRU… Bapak kan yang gak mau ngasih

P : Kamu jangan macam-macam yah… saya bisa kenakan pasal melawan petugas!
Sop : Saya gak melawan!? Kenapa bapak bilang form BIRU udah gak berlaku? Gini aja pak saya foto bapak aja deh… kan bapak yg
bilang form BIRU gak berlaku (sambil ngambil HP)

Wah … wah hebat betul nih sopir …. berani, cerdas dan trendy … (terbukti dia mengeluarkan hpnya yang ada berkamera.

P : Hey! Kamu bukan wartawankan! ? Kalo kamu foto saya, saya bisa kandangin (sambil berlalu)
Kemudian si sopir taksi itupun mengejar itu polisi dan sudah siap melepaskan “shoot pertama” (tiba-tiba dihalau oleh seorang
anggota polisi lagi )

P 2 : Mas, anda gak bisa foto petugas sepeti itu
Sop : Si bapak itu yg bilang form BIRU gak bisa dikasih (sambil tunjuk polisi yg menilangnya)

lalu si polisi ke 2 itu menghampiri polisi yang menilang tadi, ada pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau
si sopir dan polisi yang menilang. Akhirnya polisi yg menghalau tadi menghampiri si sopir taksi

P 2 : Mas mana surat tilang yang merah nya? (sambil meminta)
Sop: Gak sama saya pak…. Masih sama temen bapak tuh (polisi ke 2 memanggil polisi yang menilang)

P : Sini tak kasih surat yang biru (dengan nada kesal)

Lalu polisi yang nilang tadi menulis nominal denda sebesar Rp.30.600 sambil berkata “nih kamu bayar sekarang ke BRI … lalu
kamu ambil lagi SIM kamu disini, saya tunggu”.
S : (Yes!!) Ok pak …gitu dong kalo gini dari tadi kan enak…

Kemudian si sopir taksi segera menjalnkan kembali taksinya sambil berkata pada saya, “Pak .. maaf kita ke ATM sebentar ya ..
mau transfer uang tilang . Saya berkata ya silakan.
Sopir taksipun langsung ke ATM sambil berkata, … “Hatiku senang banget pak, walaupun di tilang, bisa ngasih pelajaran
berharga ke polisi itu.” “Untung saya paham macam2 surat tilang.”
Tambahnya, “Pak kalo ditilang kita berhak minta form Biru, gak perlu nunggu 2 minggu untuk sidang Jangan pernah pikir mau
ngasih DUIT DAMAI…. Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum!”

Dari obrolan dengan sopir taksi tersebut dapat saya infokan ke Anda sebagai berikut:
SLIP MERAH, berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan Dan mau membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan
setempat.. Itupun di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang, Dan oknum pengadilan yang melakukan pungutan liar
berupa pembengkakan nilai tilai tilang. Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di kejaksaan setempat,
disinipun banyak calo dan oknum kejaksaan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang.

SLIP BIRU, berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda. Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer
rekening tertentu (kalo gak salah norek Bank BUMN). Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk di tukar dengan
SIM/STNK kita di kapolsek terdekat dimana kita ditilang. You know what!? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya
tidak melebihi 50ribu! dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA

SILAHKAN DISHARE...

Kisah Nyata, Yu Yuan, Malaikat Kecil Penderita Leukemia



"Kisah Nyata, Yu Yuan Gadis Kecil Penderita Leukemia Berhati Malaikat"

Kisah ini terjadi pada tahun 2005 seorang gadis kecil di China yang
menderita penyakit leukemia ganas, tetapi mempunyai hati bak seorang
malaikat. Setelah mengetahui penyakitnya tidak dapat disembuhkan lagi, ia
rela melepaskan semuanya dan menyumbangkan untuk anak-anak lain yang masih
punya harapan serta masa depan.

Sebuah kisah nyata tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki
sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang
yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu
kalimat terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya adalah “Saya pernah
datang dan saya sangat penurut”. Anak ini rela melepasakan pengobatan,
padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000
dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia.

Dia membagi dana tersebut menjadi tujuh, yang dibagikan kepada tujuh anak
kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian. Dan dia rela
melepaskan pengobatannya. Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa
orang tua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya.
Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan
kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin,
maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya.

Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang
yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10
imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas
hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang
kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar
kartu kecil tertulis, 20 November jam 12. Melihat anak kecil ini menangis
dengan suara tangisannya sudah mulai melemah. Papanya berpikir kalau tidak
ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal.

Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan
berkata, “Saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan”.
Kemudian, papanya memberikan dia nama Yu Yan. Ini adalah kisah seorang
pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan
juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi
tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh
menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat
patuh.

Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki
kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat
pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai
Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan
tumbuh dewasa. Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai
dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah.
Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan
dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain.

Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki
seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling
menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh
membuat papa menjadi sedih dan marah. Pada saat dia masuk sekolah dasar,
dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di
sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi
bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi
untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya di ceritakan
kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal
yang susah untuk menguji papanya. Setiap kali melihat senyuman papanya, dia
merasa puas dan bahagia.

Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup
bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia. Mulai dari bulan Mei 2005
Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang
mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah
yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa
menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan ke
puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu
juga mengeluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculan
bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu
Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa.

Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian
sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk
menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang
terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak
kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar
dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut
sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Dokter yang
melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah
diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas.
Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar
300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di
ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya.

Dengan berbagai cara meminjam uang ke sanak saudara dan teman dan ternyata,
uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan
untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena
rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan
seorang pembeli. Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari
kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih.

Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir
dikala kata-kata belum sempat terlontar. “Papa saya ingin mati”. Papanya
dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, “Kamu baru berumur 8 tahun
kenapa mau mati”. “Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata
nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya
keluar dari rumah sakit ini.”

Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf,
menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur
delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan
pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang
sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua
permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan
berkata kepada papanya: “Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya
lihatlah melihat foto ini”.

Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan
membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya.
Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik
merah. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga
tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudia memakai baju barunya dengan
pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha
tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir
keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di
surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas
dari pohon dan hilang ditiup angin.

Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian
menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita
tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamannya sendiri dan akhirnya
menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh
seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu negara bahkan
sampai ke seluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk
menggalang dana bagi anak ini.

Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap
orang. Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese
didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah
tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih
semua orang. Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan, tetapi
dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para
dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan
pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan.

Ada seorang teman di-email bahkan menulis: Yu Yuan anakku yang tercinta
saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya
mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar
dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta. Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang
telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali
ke ibu kota . Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini
memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup.

Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam
sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang
untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya.
Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi
akan mendatangkan mual yang sangat hebat.

Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak
pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang
belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak
menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu
yuan yang dari dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih
sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk
menjadi anak perempuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil
dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min
kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, “Anak yang baik”. Semua
orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup
dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan
banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email.

Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos
sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan selalu
selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah
bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan
Yu Yuan. Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi
sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang
lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah.

Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah. Pada tanggal
20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: “Tante kenapa mereka
mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut.
Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik
hati”. Yu Yuan kemudian berkata : “Tante saya juga mau menjadi orang yang
baik hati”. Wartawan itupun menjawab, “Kamu memang orang yang baik. Orang
baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik”. Yu yuan
dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke
Fu Yuan. “Tante ini adalah surat wasiat saya.”

Fu Yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan
telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri.

Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi
sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan
dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri
dengan selamat tinggal tante Fu Yuan. Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan
muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan.
Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan
meninggal. Tolong.... dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta
selamat tinggal kepada orang-orang yang selama ini telah memperhatikan dia
lewat surat kabar.

“Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya.
Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya.
Dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal,
biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya.
Biar mereka lekas sembuh”.

Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi
pipinya. Saya pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang
keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan
dipencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa
mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula mulanya berusaha mencuri
makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat
pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun
secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer
darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para
perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan
pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya.

Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal
dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat
malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air. Sungguh telah pergi
kedunia lain.

Di kecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar
kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan
karangan bunga yang ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata
dengan pelan “Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas
langit, kepakanlah kedua sayapmu. Terbanglah……………” demikian kata-kata dari
seorang pemuda tersebut.

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis.
Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar
kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa-mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh
Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan
melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari
berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.

Di depan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa.
Diatas batu nisannya tertulis, “Aku pernah datang dan aku sangat patuh” (30
nov 1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat
riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup
telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku,
nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.

Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan
kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima
bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu,
Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua
berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang
berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan
di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang
pun terlukis diraut wajah anak tersebut. “Saya telah menerima bantuan dari
kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan, kamu pasti sedang melihat kami
diatas sana . Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya
dengan kata-kata “Aku pernah datang dan aku sangat patuh”.

Sumber: Internet

Nb: Untuk Menghormati Yu Yuan Gadis Kecil Penderita Leukemia Berhati
Malaikat, Mari Kita Share Posting Ini Ke Teman-Teman Yang Lain Agar Mereka
Turut Terinspirasi Atas Kebajikan Dan Ketulusan Yu Yuan.